Manajemen Pembibitan Ternak Kambing dan Domba | Pembibitan ternak adalah usaha budidaya ternak yang bertujuan untuk menghasilkan bibit baik untuk tujuan produksi maupun sebagai upaya pemuliaan ternak. Pembibitan ternak merupakan sektor hulu dalam peternakan untuk penyediaan bibit berkualitas agar menghasilkan ternak yang memiliki produktivitas yang tinggi.

Pembibitan ternak kambing dan domba merupakan salah satu upaya untuk menghasilkan bibit kambing dan domba yang produktiv dengan memperhatikan kesesuaian prasaran dan sarana yang optimal.
Berikut adalah beberapa hal terkait prasarana dan sarana yang diperlukan dalam pembibitan ternak kambing atau domba.

Prasarana

Lahan dan Lokasi

Dalam pembibitan ternak kambing maupun domba perlu memperhatikan ketentuan persyaratan lahan sebagai berikut:

  • Lahan dan lokasi pembibitan harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dimana lokasi pembibitan tersebut berada.
  • Harus ada Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pemantauan Lingkungan hidup.
  • Lokasi yang dipilih memiliki potensi sebagai sumber bibit kambing maupun domba.
  • Pemilihan lokasi pembibitan juga harus memperhatikan kondisi dan topografi tanah agar mudah dalam mengatur pembuangan limbah sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar.
  • Memiliki akses jalan yang mudah dan terjangkau dengan alat transportasi.

Selain indikator lahan dan lokasi di atas, pembibitan ternak kambing dan domba juga harus memperhatikan ketersediaan air dan sumber energi. Lokasi pembibitan harus tersedia sumber listrik dan sumber air yang memadai untuk menunjang pemeliharaan ternak.

Baca Juga: Karakteristik Kewilayahan Ternak di Kabupaten Tolitoli Berdasarkan nila LQ, LI, dan SI

Sarana

Selanjutnya dalam kegiatan pembibitan ternak kambing dan domba juga harus didukung oleh sarana yang memadai yang terdiri dari bangunan (kandang dan sebagainya), alat dan mesin peternakan, alat kesehatan hewan, bibit, pakan, dan obat-obatan.

Bangunan dan Kandang

Bangunan merupakan sarana penting dalam pembibitan ternak karena sebagai tempat sebagian aktivitas pengelolaan peternakan dilakukan. Termasuk sebagai tempat pakan, kandang, tempat penampungan limbah, dan sebagainya.

Pada pembibitan ternak kambing dan domba diperlukan beberapa bangunan dan kandang antara lain:

  • Kandang Pejantan: Kandang ini digunakan sebagai kandang khusus untuk ternak pejantan. Sehingga ternak penjantan terpisah dari ternak lain.
  • Kandang Induk: Kandang ini dikhususkan untuk induk kambing dan domba termasuk untuk kawin dan beranak.
  • Kandang Pembesaran: Kandang ini dikhususkan untuk pemeliharaan ternak kambing dan domba lepas sapih. 
  • Kandang Isolasi: Kandang khusus untuk menampung atau memisahkan ternak yang sakit sehingga terpisah dari kawanannya. Kandang ini berfungsi untuk menghindari penularan penyakit dari ternak yang sakit ke ternak yang sehat.
  • Kandang Laktasi: Kandang laktasi khusus untuk ternak kambing perah sebagai kandang khusus untuk induk yang sedang dalam masa laktasi.
  • Tempat pengolahan dan penyimpanan pakan: Bangunan ini berfungsi sebagai tempat untuk pengelolaan pakan ternak serta untuk penyimpanan pakan ternak.
  • Tempat penampungan dan pengolohan limbah.

Pembangunan kandang dalam pembibitan ternak kambing dan domba juga harus memperhatikan persyaratan kandang sebagai berikut.

Dari segi tata letak kandang:

  • Kandang yang dibangun harus pada tempat yang kering dan tidak tergenang air pada saat hujan.
  • Lokasi kandang harus pada tempat yang mudah untuk memperoleh sumber air.
  • Memiliki kontruksi yang menjamin kelancaran sirkulasi udara serta mendapat penyinaran sinar matahari yang cukup.
  • Tidak mengganggu lingkungan (ramah lingkungan).
  • Mudah diakses dengan alat transportasi.
NoKondisi TernakLuas Kandang
1Jantan Dewasa1-1,2 m persegi/ekor
2Betina Dewasa0,7-1 m persegi/ekor
3Induk Laktasi0,7-1 m persegi/ekor + 0,5 m/ekor anak
4Jantan/betina muda (7-12 bulan)0,75 m persegi/ekor
5Jantan/betina sapihan (4-7 bulan)0,5 m persegi/ekor

Pemilihan Bibit

Pembibitan ternak kambing dan domba harus memperhatikan bibit yang digunakan agar menghasilkan keturunan yang memiliki kualitas baik.

Ciri-ciri bibit kambing dan domba yang baik antara lain:

  • Bentuk tubuh: kompak, dada dan leher, garis punggung dan pinggang lurus, bulu lunak dan tampak mengkilap, tubuh besar dan proporsional.
  • Kenormalan kaki: Kakinya lurus dan memiliki tumit tinggi.
  • Gigi: Gigi lengkap, rahang atas dan bawah rata.
  • Keturunan: berasal dari keturunan kembar atau anak tunggal dari induk muda.
  • Kesehatan: tidak menunjukkan gejala ternak sakit, aktif, mata cerah, dan konsumsi pakan normal.

Manajemen Pakan

Pemberian pakan untuk pembibitan ternak kambing dan domba harus sesuai dengan kebutuhan. Dibawah ini disajikan tabel kebutuhan ternak kambing dan domba pada berbagai masa pertumbuhan.

Tabel 2. Kebutuhan Pakan Ternak Kambing untuk Pembibitan 

BB (kg)BK (%BB)PK (%)TDN (%)Ca (%)P (%)
Kambing Lepas Sapih
53,621700,230,21
104,521,8700,230,21
154,118,2650,210,20
254,010,9600,200,19
354,09,1600,190,18
404,09,0600,190,18
603,89,0600,190,18
Kambing Induk Laktasi (Awal Laktasi)
254,010,9600,300,22
304,010,9600,290,21
404,09,1550,280,20
504,09,1550,270,20
Kambing Induk Laktasi (Akhir Laktasi)
254,010,0600,300,22
304,010,0600,280,20
404,09,1550,270,19
503,58,2550,250,18
Kambing Pejantan
254,411,8650,210,19
304,010,9650,200,18
403,89,1600,200,18
603,38,2550,170,15
803,07,3500,150,14

Keterangan

BB: Bobot Badan, BK: bahan kering, PK: Protein Kasar, TDNTotal Digestible NutrienCa: Kalsium, P: Fospor.

Tabel 3. Kebutuhan Pakan Ternak Domba untuk Pembibitan

BK(kg)BK(%BB)PK (%)TDN (%)Ca (%)P (%)
Domba Lepas Sapih
54,022,5901,201,0
103,318,2700,760,67
203,314,5600,420,38
303,311,8600,290,26
403,010,0600,250,23
Domba Bunting
205,09,8600,380,28
304,08,2550,300,22
404,78,2500,260,20
504,38,0500,250,18
603,07,8500,230,17
Domba Jantan
203,611,8650,400,36
403,510,9600,210,19
503,58,4550,170,15
603,37,3500,150,14
703,06,9500,140,13

BB: Bobot Badan, BK: bahan kering, PK: Protein Kasar, TDNTotal Digestible NutrienCa: Kalsium, P: Fospor.

Jenis pakan yang diberikan dapat berupa hijauan atau kombinasi hijauan dan konsentrat yang diramu khusus sesuai dengan kebutuhan masing-masing masa pertumbuhan ternak. Sebagai gambaran, kombinasi pakan yang bersumber dari hijauan berupa rumput dan leguminosa disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. Imbangan Hijauan dan Leguminosa untuk Pakan Kambing dan Domba


Kondisi Fisiologi Ternak
Komposisi (%)
HijauanLeguminosa
Dewasa/kering7525
Bunting6040
Menyusui5050
Anak lepas sapih6040

Baca JugaCara Menyusun Ransum Ternak Ayam Sesuai Kebutuhan

Pemeliharaan

Pemeliharaan ternak kambing dan domba untuk tujuan pembibitan juga harus diperhatikan agar ternak memperoleh perlakuan yang sesuai untuk mendukung pertumbungan dan perkembangan optimal.

1. Pemeliharaan Ternak Kambing dan Domba Prasapih (umur < 12 minggu)

Ternak kambing atau domba prasapih adalah cempe yang masih menerima air susu dari induknya sehingga diperlukan perlakuan khusus sebagai berikut:

  • Cempe yang berumur kurang dari 3 minggu harus terus mendapatkan suplai air susu dari induknya terutama kolostrum.
  • Kandang harus dilapisi dengan alas yang kering dan hangat agar ternak merasa nyaman (dapat berupa tilam atau jejabah).
  • Untuk ternak yang tidak mendapatkan susu dari induknya harus diberikan susu atau kolostrum pengganti agar pertumbuhan awal dan imunitasnya terbentuk.
  • Setelah cempe (anak kambing) berumur lebih dari 3 minggu sampai 8 minggu, dapat diberikan pakan dengan tekstur yang halus.
  • Umur di atas 8 minggu ternak sudah dapat diberikan pakan berupa hijauan. Pemberian pakan hijauan pada fase ini diberikan bertahap sebagai perkenalan dan penyesuaian, tidak harus diberikan sekaligus.

2. Pemeliharaan Ternak Kambing dan Domba Pascasapih (umur 12 minggu keatas)

Pascasapih adalah kondisi dimana ternak kambing dan domba sudah dipisahkan dari induknya yang dilakukan setelah ternak berumur 12 minggu (3 bulan). Pada fase ini pemberian air minum harus diperhatikan untuk mencegah ternak stres. Ternak juga sudah dapat diberikan pakan berupa hijauan dan sedikit konsentrat.

3. Pemeliharaan Kambing dan Domba Muda

Ternak muda dilakukan pemeliharaan yang terpisah untuk memudahkan tata kelola termasuk pemberian pakan sesuai kebutuhan. Pember ian pakan dapat dilakukan dengan kombinasi hijauan dan konsentrat seseuai dengan kebutuhan (Lihat tabel kebutuhan pakan diatas), serta pemberian air minum yang cukup.

Pada fase ini dilakukan pemeliharaan dan perawatan bulu, kuku, dan kulit secara rutin. Selain itu, untuk mencegah terjangkitnya penyakit juga dapat dilakukan vaksinasi serta pemberian obat cacing secara rutin.

4. Pemeliharaan Kambing dan Domba Dewasa

Kambing dan domba dewasa adalah ternak yang berumur diatas 1,5 tahun atau sudah memasuki fase reproduktif. Kambing dan domba dewasa dikategorikan sebagai: (a) induk kering, (b) induk bunting, (c) Induk laktasi, dan (d) pejantan.

a. Induk Kering

Induk kering adalah induk yang sedang tidak dalam fase menyusui atau laktasi. Induk kering adalah induk yang siap untuk dikawinkan kembali. Pemeliharaan induk kering pada pembibitan kambing dan domba harus memperhatikan hal-hal berikut:

  • Pemberian pakan sesuai kebutuhan dan pakan ekstra 1 minggu sebelum dan sesudah dikawinkan.
  • Dilakukan pengaturan perkawinan.

b. Induk bunting

Pemeliharaan kambing dan domba bunting harus memperhatikan:

  • Pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan peningkatan mutu pakan pada sepertiga terakhir fase kebuntingan.
  • Pemberian air minum yang cukup sepanjang waktu.
  • Penyediaan tempat beranak yang bersih, kering, dan nyaman.

c. Induk Laktasi

Induk laktasi adalah induk kambing dan domba yang sedang dalam masa laktasi (produksi air susu) yang dalam pemeliharaannya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  • Pemberian pakan sesuai dengan kuantitas dan kualitas berdasarkan kebutuhannya, serta memperhatikan jumlah anak yang dilahirkan.
  • Jika induk memiliki lebih dari 1 ekor anak maka perlu dilakukan pengaturan pemberian air susu.
  • Air minum yang cukup harus tersedia.
  • Khusus untuk ternak perah, pemeliharaan induk dan anak harus dipisah dengan tetap memenuhi kebutuhan air susu anak.

d. Pejantan

Pemeliharaan pejantan  harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  • Pemenuhan kebutuhan pakan serta pemberian pakan ekstra pada saat sebelum dan sesudah dikawinkan.
  • Pejantan dipisahkan tersendiri pada kandang pejantan dan pemeliharaannya dilakukan pada masing-masing individu.

Perkawinan

Perkawinan adalah proses krusial dalam pembibitan ternak kambing dan domba karena berhubungan dengan potensi bibit yang dihasilkan. Perkawinan dapat dilakukan secara alami atau buatan dengan metode Inseminasi Buatan (IB).

Untuk menghasilkan bibit yang berkualitas, perkawinan ternak harus memperhatikan hal-hal berikut:

  • Pejantan yang digunakan adalah pejantan unggul dan produktif.
  • Jika menggunakan kawin alam sebaiknya memperhatikan ratio jantan betina 1:10.
  • Jika menggunakan IB, semen yang digunakan harus semen beku yang teruji kualitasnya serta bebas dari penyakit hewan menular.
  • Perkawinan terhadap kerabat dekat sebaiknya dihindari untuk meminimalisir kemunculan sifat resesif pada keturunan.
  • Memperhatikan gejala estrus/birahi kambing dan domba yang biasanya antar 12 - 48 jam. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung atau dengan menggunakan pejantan.
  • Penggunaan pejantan dibatasi maksimal selama 18 bulan, setelah itu dilakukan rotasi.

Pencatatan

Pencatatan (recording) diperlukan dan sangat penting dalam kegiatan pembibitan ternak kambing dan domba. Pencatatan bertujuan untuk menginventarisir seluruh data yang berkaitan dengan ternak yang dibelihara. Pencatatan harus dilakukan pada seluruh ternak (per individu) yang dipelihara.

Berikut adalah beberapa komponen yang harus dimasukkan dalam pencatatan pada pembibitan ternak kambing dan domba:

  • Catatan rumpun atau galur ternak.
  • Catatan silsilah (minimal memiliki catatan silsilah satu generasi diatasnya).
  • Catatan perkawinan, yang meliputi: tanggal kawin, nomor pejantan, jenis perkawinan (IB/kawin alam).
  • Catatan kelahiran yang meliputi: tanggal kelahiran, jenis kelahiran, dan bobot lahir.
  • Catatan jumlah anak sekelahiran: misalnya lahir tunggal atau kembar
  • Catatan penyapihan: tanggal dan bobot sapih
  • Catatan bobot badan pada umur 6-12 bulan serta pada setiap perkawinan.
  • Catatan jarak beranak (calving interval).
  • Untuk kambing perah diperlukan catatan tentang produksi susu sesuai denga periode laktasi.
  • Catatan vaksinasi dan pengobatan: meliputi tanggal, perlakuan, dan jenis vaksin atau obat yang diberikan.
  • Catatan mutasi: Riwayat pemasukan atau pengeluaran ternak.

Manajemen Seleksi

Hasil akhir yang diharapkan dalam sebuah pembibitan ternak adalah bibit yang berkualitas baik. Oleh karena itu pelu dilakukan seleksi untuk menjamin bahwa bibit yang dihasilkan adalah bibit unggul yang produktif.

Berikut adalah beberapa indikator yang perlu diperhatikan dalam seleksi ternak kambing dan domba:

Induk

  • Induk kambing dan domba dengan catatan kelahiran yang teratur 3 kali dalam 2 tahun.
  • Memiliki frekuensi beranak kembar yang tinggi.
  • Jumlah total produksi anak sapihan diata rata-rata.

Pejantan

  • Memiliki libido tinggi dan kualitas spermanya baik.
  • Memiliki performa individu yang sesuai dengan standar berdasarkan rumpun dan galur masing-masing.

Calon Induk

Pembibitan untuk menghasilkan ternak sebagai calon induk harus memperhatikan hal-hal berikut:

  • Memiliki bobot sapih yang sesuai setelah dikoreksi terhadap umur induk dan tipe kelahiran.
  • Memiliki bobot badan diatas rata-rata pada umur 6 sampai 9 bulan.
  • Memiliki pertambahan bobot badan diatas rata-rata saat pra dan pasca sapih.
  • Memiliki penampilan fenotipe yang sesuai berdasarkan rumpun masing-masing.

Calon Pejantan

Pembibitan untuk menghasilkan ternak sebagai calon pejantan harus memperhatikan hal-hal berikut:

  • Memiliki bobot sapih yang sesuai setelah dikoreksi terhadap umur induk dan tipe kelahiran.
  • Memiliki bobot badan diatas rata-rata pada umur 6, 9, dan 12 bulan.
  • Memiliki pertambahan bobot badan diatas rata-rata saat pra dan pasca sapih.
  • Memiliki libido yang tinggi dan kualitas sperma baik.
  • Memiliki penampilan fenotipe yang sesuai berdasarkan rumpun masing-masing.

Dalam pembibitan ternak juga harus disiapkan ternak pengganti yang bertujuan sebagai upaya peremajaan terhadap induk dan pejantan yang digunakan dalam pembibitan. Upaya ini dilakukan agar pembibitan tetap dapat menghasilkan bibit unggul yang produktif.

Ternak yang dianggap tidak produktif lagi sebagai pembibit serta ternak yang tidak lolos seleksi sebagai bibit harus diculling. Ternak yang diculling (diafkir) dipisahkan dari kelompoknya dan dapat dilakukan penggemukan atau dapat langsung dijual.

Baca Juga5 Faktor Penyebab Peternakan Rakyat Sulit Berkembang