Analisis Kuantitatif Peternakan di Kabupaten Tolitoli | Analisa kuantitatif peternakan berbasis kewilayahan adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan perkembangan peternakan di suatu wilayah. Karakteristik kuantitatif peternakan dapat dianalisis dengan cara analisis Location Quotient (LQ), Localization Index (LI), dan Spesialization Index (SI)

Sebagai contoh, analisis dibawah ini adalah terhadap peternakan di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Data ini dapat menjadi gambaran karakteristik kuantitatif peternakan di Kabupaten Tolitoli serta dapat pula dijadikan sebagai cara mudah melakukan analisis kuantitatif ternak di wilayah lain.

Location Quotient (LQ)

Analisis LQ merupakan salah satu analisis kuantitatif yang dapat digunakan untuk menganalisis potensi pengembangan peternakan di suatu wilayah berdasarkan pemusatan populasi jenis ternak tertentu dalam satu wilayah. 

Rumus LQ yang telah disesuaikan berdasarkan Dharmawan dan Suyono (2011) adalah sebagai berikut :

Keterangan

(Xij) : Populasi ternak i di wilayah kecamatan j; (Xi.) : Total populasi ternak di wilayah kecamatan j; (X.j): Populasi ternak i di wilayah kabupaten; dan (X ..); Total populasi ternak di wilayah kabupaten.

Nilai LQ menunjukkan tingkat pemusatan atau konsentrasi aktivitas peternakan di suatu wilayah. Nilai LQ > 1 menunjukkan bahwa teradi konsentrasi aktifitas usaha peternakan di subwilayah secara relatif dibandingkan dengan total wilayah atau terjadi pemusatan populasi ternak di subwilayah ke i. 

Artinya bahwa pada keadaan ini suatu ternak di suatu daerah mempunyai peranan yang sangat penting. Nilai LQ < 1 menunjukkan bahwa tidak terjadi konsentrasi atau pemusatan populasi ternak tertentu di subwilayah ke i. 

Berdasarkan analisis LQ, konsentrasi atau pemusatan populasi ternak di Kabupaten Tolitoli dapat diketahui dengan menggunakan data populasi ternak. Nilai LQ untuk jenis ternak di masing-masing kecataman di Kabupaten Tolitoli disajikan pada tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Location Quotient (LQ) ternak di Kabupaten Tolitoli

No Kecamatan Sapi Kerbau Kambing Babi Ayam Kampung Ayam Broiler Ayam Petelur Itik
1 Dampal Selatan 1,85 0,15 1,61 0 2,14 0 0 1,89
2 Dampal Utara 5,49 0 3,37 0 1,15 0 0 1,76
3 Dondo 2,25 18,67 2,88 0 1,82 0 0 1,60
4 Ogodeide 0,83 0,44 1,73 1,83 2,16 0 0 1,94
5 Basidondo 1,86 1,38 1,52 2,53 1,29 0 0 3,31
6 Baolan 0,11 0 0,13 0,28 0,34 1,93 1,70 0,24
7 Lampasio 2,82 0 1,48 4,46 1,66 0 0 2,37
8 Galang 0,96 0,56 1,19 1,34 1,17 0 1,24 1,33
9 Tolitoli Utara 1,67 0 2,22 4,12 2,22 0 0 1,26
10 Dako Pemean 1,74 0 2,12 1,54 1,77 0 0 2,21

Berdasarkan Tabel 1 tampak bahwa terjadi pemusatan populasi sapi di 7 kecamatan di Kabupaten Tolitoli yang ditunjukkan dengan nilai LQ > 1. Pemusatan populasi sapi terjadi di kecamatan Dampal Selatan, Dampal Utara, Dondo, Basidondo, Lampasio, Tolitoli Utara, dan Dako Pemean. 

Pemusatan populasi yang paling tinggi terjadi di Kecamatan Dampal Utara dan Lampasio dengan nila LQ masing-masing 5,49 dan 2,82. Nilai LQ yang tertinggi di Kecamatan Dampal Utara salah satunya dipengaruhi oleh tingginya populasi sapi di daerah tersebut yaitu 3.409 ekor sementara total populasi ternak di kecamatan Dampal Utara merupakan urutan ke 2 terendah dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Tolitoli (Tabel 2). 

Tabel 2. Populasi Ternak di Kabupaten Tolitoli (BPS, 2018)

No Kecamatan Sapi Kerbau Kambing Babi Ayam Kampung Ayam Broiler Ayam Petelur Itik Jumlah
1 Dampal Selatan 1.837 1 3.894 - 15.683 - - 7.963 29.378
2 Dampal Utara 3.409 - 5.099 - 5.262 - - 4.620 18.390
3 Dondo 1.714 97 5.350 - 10.244 - - 5.159 22.564
4 Ogodeide 548 2 2.781 233 10.530 - - 5.430 19.524
5 Basidondo 987 5 1.962 259 5.058 - - 7.457 15.728
6 Baolan 930 - 2.375 458 20.961 85.990 130.000 8.583 249.657
7 Lampasio 1.827 - 2.347 558 7.965 - - 65.17 19.214
8 Galang 1.509 6 4.534 406 13.523 - 17.600 8.874 46.452
9 Tolitoli Utara 2.049 - 6.656 979 20.213 - - 6.575 36.472
10 Dako Pemean 1.457 - 4.316 249 10.925 - - 7.829 24.776
Jumlah 16.267 111 39.674 3.142 120.364 85.990 147.600 69.007 482.155

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat aktivitas peternakan sapi di Kecamatan Dampal Utara dan Lampasio relatif lebih tinggi dibanding dengan jenis ternak lainnya di kecamatan tersebut.

Tingginya aktivitas peternakan sapi di kedua kecamatan tersebut kemungkinan berhubungan dengan luasan areal perkebunan kelapa. Berdasarkan data BPS Tolitoli Tahun 2018 kecamatan Dampal Utara merupakan kecamatan dengan luas areal perkebunan terluas kedua yaitu 4.246 ha.

Luasan areal perkebunan kelapa dianggap berpengaruh terhadap aktivitas peternakan sapi di Kabupaten Tolitoli karenA sebagain besar sistem pemeliharaan ternak sapi masih dilakukan secara ekstensif yaitu ternak digembalakan di areal perkebunan kelapa.

Kecamatan Lampasio walaupun memiliki luasan areal perkebunan kelapa yang lebih sempit dibandingkan Kecamatan Dampal Utara dan Dampal Selatan (740 ha) namun sistem pemeliharaan ternak sapi di wilayah ini sudah mulai diperhatikan. Latar belakang masyarakat Kecamatan Lampasio yang sebagian besar merupakan suku bali menjadi salah satu penentu aktivitas pemeliharaan yang berbeda dengan kecamatan lainnya. 

Baca Juga: Faktor yang Menghambat Perkembangan Peternakan Rakyat

Pemeliharaan ternak sapi di Kecamatan Lampasio sudah menerapkan sistem semi intensif dimana ternak dikandangkan dengan pemberian pakan dilakukan oleh peternak walaupun sekali-sekali di gembalakan. Faktor inilah yang kemungkinan mempengaruhi tingginya nilai LQ di Kecamatan Dampal Utara dan Lampasio.

Localization Index (LI)

Localization Index (LI) merupakan analisis kuantitatif untuk mengetahui peran setiap jenis ternak di wilayah kecamatan dibanding peran ternak sejenis di wilayah kabupaten. Analisis kuantitatif pengembangan peternakan selanjutnya dapat dianalisis menggunakan Localization Index (LI) yaitu analisis kuantitatif yang menggambarkan tingkat penyebaran populasi ternak di suatu wilayah. Rumus untuk menghitung nilai LI adalah sebagai berikut : 

Keterangan

(Xij) : Populasi ternak i di wilayah kecamatan j(Xi.) : Total populasi ternak di wilayah kecamatan j; (X.j): Populasi ternak di wilayah kabupaten; dan (X ..); Total populasi ternak di wilayah kabupaten.

Nilai LI yang mendekati 1 berarti terjadi pemusatan populasi pada wilayah yang diamati. Sebaliknya, jika nilai LI mendekati 0 berarti penyebaran populasi cenderung merata di semua subwilayah yang diamati. 

Berdasarkan rumus LI seperti dijelaskan sebelumnya maka indeks lokalisasi ternak di Kabupaten Tolitoli berdasarkan nilai LI dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Localization Index (LI) Ternak di Kabupaten Tolitoli

No Kecamatan Sapi Kerbau Kambing Babi Ayam Kampung Ayam Broiler Ayam Petelur Itik
1 Dampal Selatan 0.03 -0.03 0.02 -0.03 0.03 -0.03 -0.03 0.03
2 Dampal Utara 0.09 -0.02 0.05 -0.02 0.00 -0.02 -0.02 0.01
3 Dondo 0.03 0.41 0.04 -0.02 0.02 -0.02 -0.02 0.01
4 Ogodeide 0.00 -0.01 0.01 0.02 0.02 -0.02 -0.02 0.02
5 Basidondo 0.01 0.01 0.01 0.02 0.00 -0.02 -0.02 0.04
6 Baolan -0.23 -0.26 -0.22 -0.19 -0.17 0.24 0.18 -0.20
7 Lampasio 0.04 -0.02 0.01 0.07 0.01 -0.02 -0.02 0.03
8 Galang 0.00 -0.02 0.01 0.02 0.01 -0.05 0.01 0.02
9 Tolitoli Utara 0.03 -0.04 0.05 0.12 0.05 -0.04 -0.04 0.01
10 Dako Pemean 0.02 -0.03 0.03 0.01 0.02 -0.03 -0.03 0.03

Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa terjadi pemusatan ternak sapi di Kecamatan Dampal Utara,  ternak kerbau (Dondo) , babi (Tolitoli Utara), ayam broiler dan petelur (Baolan) dengan nilai LI masing-masing 0.09, 0.41, 0.12, 0.18 dan 0.24. Selebihnya tersebear merata di seluruh kecamatan.

Analisis kuantatif peternakan dengan metode Localization Index dapat digunakan sebagai bentuk pemetaan populasi ternak di wilayah kabupaten sehingga perencanaan pengembangan populasi ternak dapat direncanakan dengan tepat.

Baca Juga: Analisis Daya Dukung Wilayah Kabupaten Tolitoli untuk Pemeliharaan Ternak Ruminansia

Specialization Index (SI)

Berbeda dengan Location Quotient (LQ) dan Localization Index (LI)Specialization Index (SI) adalah metode yang digunakan untuk mengetahui pembagian wilayah berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada atau untuk melihat ada atau tidaknya kekhususan aktivitas di suatu kabupaten. 

Specialization Index (SI) dapat pula digunakan untuk mengetahui tingkat ke-khasan ternak pada suatu wilayah. Specialization Idex (SI) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan

(Xij) : Populasi ternak i di wilayah kecamatan j(Xi.) : Total populasi ternak di wilayah kecamatan j; (X.j): Populasi ternak di wilayah kabupaten; dan (X ..); Total populasi ternak di wilayah kabupaten.

Nilai SI yang mendekati angka 0 artinya tidak terdapat ke-khasan. Artinya subwilayah yang diamati tidak memiliki aktifitas khas yang relatif menonjol perkembangannya dibandingkan sub wilayah lainnya. Sedangkan nilai SI yang semakin mendekati angka 1, artinya terdapat aktifitas yang khas diwilayah tersebut (subwilayah yang diamati) dan lebih menonjol perkembangannya dibandingkan subwilayah yang lain dari wilayah yang diamati. 

Berikut adalah nilai Specialization Index (SI) ternak di Kabupaten Tolitoli.

Tabel 4. Specialization Index (SI) Ternak di Kabupaten Tolitoli

No Kecamatan Sapi Kerbau Kambing Babi Ayam Kampung Ayam Broiler Ayam Petelur Itik
1 Dampal Selatan 0.01 0.00 0.03 0.00 0.14 -0.09 -0.15 0.06
2 Dampal Utara 0.08 0.00 0.10 0.00 0.02 -0.09 -0.15 0.05
3 Dondo 0.02 0.00 0.08 0.00 0.10 -0.09 -0.15 0.04
4 Ogodeide 0.00 0.00 0.03 0.00 0.14 -0.09 -0.15 0.07
5 Basidondo 0.01 0.00 0.02 0.00 0.04 -0.09 -0.15 0.17
6 Baolan -0.02 0.00 -0.04 0.00 -0.08 0.08 0.11 -0.05
7 Lampasio 0.03 0.00 0.02 0.01 0.08 -0.09 -0.15 0.10
8 Galang 0.00 0.00 0.01 0.00 0.02 -0.09 0.04 0.02
9 Tolitoli Utara 0.01 0.00 0.05 0.01 0.15 -0.09 -0.15 0.02
10 Dako Pemean 0.01 0.00 0.05 0.00 0.10 -0.09 -0.15 0.09

Berdasarkan nilai SI tiap kecamatan, dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Dampal Utara khas dengan ternak sapi dan kambing, disusul Kecamatan Lampasio, dan Dondo. Ayam kampung khas hampir di seluruh kecamatan, Kecamatan Baolan khas dengan ayam petelur dan ayam broiler. Sedangkan ternak itik khas di Kecamatan Basidondo dan Lampasio.

Kesimpulan

Location Quotient (LQ), Localization Index (LI), dan Specialization Index (SI) Ternak ini dapat dijadikan sebagai gambaran karakteristik kuantitatif peternakan di Kabupaten Tolitoli sehingga dapat dijadikan sebagai bahan dalam perencanaan pengembangan peternakan dengan memperhatikan daya dukung wilayah terhadap pemeliharaan ternak.