Pemuliaan ternak adalah usaha perbaikan mutu genetik ternak melalui sistem perkawinan dan seleksi. Pemuliaan ternak bertujuan untuk menghasilkan individu baru yang memiliki kualitas genetik yang lebih unggul dari tetuanya. Urgensi pemuliaan ternak jika dipandang dari sudut pandang produktivitas, adalah upaya peningkatan produktivitas dengan menghasilkan sifat-sifat unggul yang diinginkan.

Sebagi contoh sederhana pemuliaan ternak adalah ketika peternak yang memiliki ternak ayam dengan berbagai warna bulu, kemudian peternak tersebut hanya menginginkan ayam dengan warna bulu tertentu saja misalnya warna hitam, maka peternak akan melakukan seleksi termasuk culling (mengeliminasi) ayam dengan warna yang tidak diinginkan.

Ternak yang dipeliharan dan terus dipertahankan hanya ayam dengan warna yang dinginkan saja. Bahkan, peternak hanya akan mengawinkan induk ayamnya dengan pejantan dengan warna yang diinginkan. Ini adalah salah satu contoh pemuliaan ternak yang sudah dilaksanakan oleh peternak selama ini.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah anak (keturunan pertama) dari hasil perkawinan dengan induk dengan warna sejenis yang diinginkan peternak tadi seluruhnya akan berwarna hitam? Jawabannya bisa saja warna hitam seluruhnya dan bisa juga masih ada anak yang memiliki warna selain hitam.

Mengapa demikian? Karena warna yang muncul pada keturunan pertama (Filial satu/F1) ini adalah hasil rekombinasi kromosom atau perpaduan dari genetik induk betina dan jantan yang dalam prosesnya terjadi secara acak. Jadi, bisa saja gen yang terwariskan pada individu tertentu pada salah satu anaknya masih membawa gen dengan warna bulu selain hitam.

Baca Juga: Hal yang perlu dilakukan sebelum memulai usaha peternakan 

Untuk memahami proses ini kita misalkan gen penetu warna bulu ayam adalah gen H yang apabila dalam keadaan dominan akan memunculkan bulu hitam dan gen h yang apabila keduanya resesif akan memunculkan warna misalnya putih.

Gen dominan adalah gen yang memunculkan sifat tertentu dan menutupi gen lain, gen lain dalam hal ini adalah gen resesif yang sifatnya akan ditutupi oleh den dominan. Gen dominan disimbolkan dengan huruf kapital (misalnya H) dan gen resesif disimbolkan dengan huruf kecil (misalnya h).

Ketika F1 dari dari hasil persilangan membawa gen Hh misalnya, maka ayam tersebut berwarna hitam karena gen H menutupi gen h. Namun apabila kedua gen nya adalah hh maka ayam tersebut berwarna putih. Ini adalah contoh pada perkawinan monohibrid dengan satu sifat beda.

Gen H dan h pada contoh diatas dalam genetika dikenal dengan istilah genotip yaitu gen yang mempengaruhi kemunculan suatu sifat yang secara kasat mata tidak dapat diamati. Sedangkan warna sebagai sifat yang dimunculkan karena adanya pengaruh genotip disebut sebagai fenotipe. Fenotip ini biasa juga dikenal dengan istilah performance yang dapat ditangkap oleh panca indera.

Semoga contoh diatas dapat memberikan pengetahuan lebih kepada kita tentang bagaimana fenotipe atau kemunculan performace tertentu dipengaruhi oleh gen tertentu. Pemuliaan ternak menitik beratkan perbaikan genetik ini sehingga dapat memunculkan fenotipe yang diinginkan.

Fenotipe yang diinginkan ini dapat mencakup sifat-sifat produksi misalnya pertambahan bobot badan, produksi telur, produksi susu, dan sifat-sifat produksi yang lain. Namun tentunya untuk menganalisa kemungkinan kemunculan sifat-sifat produksi ini tidak sesederhana dengan kemunculan warna bulu.

Sifat-sifat produksi yang merupakan sifat-sifat kuantitatif kemunculannya dipengaruhi oleh banyak gen, melibatkan interaksi gen, serta dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan warna bulu (sifat kualitatif) kemunculannya hanya dipengaruhi oleh satu gen dan tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Secara umum kemunculan sifat-sifat kuantitatif 70 - 75 % dipengaruhi oleh lingkungan sedangkan 25 - 30% sisanya dipengaruhi oleh faktor genetik. Itulah mengapa dalam menghasilkan keturunan atau sebuah galur ternak dengan sifat yang tetap dari hasil sebuah pemuliaan, diperlukan waktu yang tidak singkat, bahkan memerlukan 5 - 10 generasi.

Meskipun demikian, upaya untuk menghasilkan suatu galur ternak dengan sifat yang khas bukan tidak mungkin untuk dilakukan. Sudah banyak bukti yang dapat kita lihat, sebut saja sapi bali, sapi madura, itik magelang, itik mojosari, itik bali, dan sebagainya adalah hasil dari pemuliaan ternak.

Artinya, bukan tidak mungkin kita juga dapat menghasilkan galur ternak baru dengan sifat yang khas melalui pemuliaan ternak. Banyak manfaat yang diperoleh melalui pemuliaan ternak antara lain sebagai berikut:

- Menghasilkan keturunan atau galur ternak baru dengan sifat yang khas dan unggul.

- Menjaga kelestarian spesies atau sifat ternak tertentu.

- Meningkatkan produktivitas ternak.

- Peningkatan populasi ternak.

- Pemenuhan kebutuhan protein hewani asal ternak.

- Peningkatan kesejahteraan peternak.

Semoga artikel ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi kita tentang pengertian pemuliaan ternak serta manfaat yang diperoleh dengan melakukan pemuliaan ternak untuk pengembangan peternakan.

Baca Juga: Potensi daya dukung lahan di kabupaten tolitoli dan cara menghitungnya