Ternak sapi merupakan salah satu jenis ternak yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Disamping kebutuhan daging sapi yang cenderung meningkat, iklim di Indonesia sangat baik dan didukung oleh ketersediaan bahan pakan yang melimpah.

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah mencanangkan swasembada daging sapi lebih dari sepuluh tahun lalu namun nyatanya sampai saat ini cita-cita tersebut belum terwujud. Hingga akhir tahun 2023, untuk memenuhi kebutuhan permintaan daging sapi Nasional pemerintah kita masih mengimpor daging sapi sebesar 371 juta ton.

Produksi daging sapi Nasional sebenarnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun hanya saja belum mencukupi kebutuhan daging sapi nasional dengan tingkat konsumsi 2,57 kg per kapita per tahun. Data Badan Pusat Statistik pada tahun 2023 merilis bahwa produksi daging sapi secara nasional adalah sebesar 498.923,14 ton. Dari produksi daging sapi Nasional tersebut sayangnya Provinsi Sulawesi tengah hanya menyumbang sebesar 0,82%.

Desa Dungingis sebagai salah satu desa di Kecamatan Dako Pemean Kabupaten Toli-toli merupakan salah satu desa di Provinsi Sulawesi Tengah yang potensial untuk pengembangan ternak sapi. Disamping memiliki potensi pakan yang melimpah, secara gteografis Desa Dungingis memiliki jarak yang cukup dekat dengan Ibu Kota Kabupaten Toli-toli dengan akses yang mudah dijangkau.

Desa Dungingis hanya berjarak sekitar 30 km dari Kota Toli-toli yang dengan demikian memiliki akses pasar yang mudah termasuk untuk pengiriman produksi daging ke luar wilayah. Akses pelabuhan laut yang lancar selama ini menjamin distribusi produk pertanian dan peternakan yang kontinyu ke daerah lain termasuk ke Kalimantan.

Rencana pemindahan Ibu Kota Negara ke Kabupaten Penjajam Paser Utara merupakan peluang yang baik untuk Kabupaten Toli-toli termasuk Desa Dungingis sebagai daerah penyanggah pangan termasuk daging sapi.

Berdasarkan ketersediaan pakan, Desa Dungingis memiliki daya tampung yang cukup dan potensial untuk peningkatan populasi. Potensi pakan yang tersedia diantaranya berupa hijauan pakan dan limbah pertanian.

Desa Dungingis memiliki sekitar 644 ha sawah yang setiap tahunnya produktif dan menghasilkan jerami padi yang selama ini belum dimanfaatkan. Jerami dari sisa panen padi selama ini hanya dibakar dan cenderung menghasilkan polusi udara. Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak sangat mungkin apalagi dengan penerapan teknologi pengolahan pakan seperti amoniasi jerami.

Berdasarkan Thahar dkk., (1991) bahwa setiap hektar sawah dapat menghasilkan jerami padi sebagai pakan ternak dengan konversi 1,136 Satuan Ternak (ST). Artinya dengan luas sawah 644 ha dapat mensuplai pakan ternak sebesar 731,58 ST. Saat ini populasi sapi di Desa Dungingis berjumlah 341 ekor artinya daya dukung pakan cukup baik.

Selain itu, Desa Dungingis juga memiliki areal perkebunan kelapa yang potensial untuk ladang penggembalaan. Hijauan pakan pada arela perkebunan kelapa dan lahan perkebunan juga tersedia sepanjang tahun.

Desa Dungingis juga memiliki potensi sumberdaya manusia yang cukup baik dengan kemampuan adaptasi dan penerapan teknologi peternakan yang baik. Secara statistik Desa Dungingis adalah satu-satunya desa dengan kategori maju di Kecamatan Dako Pemean.

Berdasarkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah kami lakukan, interaksi dan keingintahuan peternak dalam penerapan teknologi di bidang peternakan cukup tinggi. Artinya bahwa peningkatan sumberdaya manusia peternak di Desa Dungingis mudah dilakukan. Potensi ini menjadi peluang yang sangat baik untuk pengembangan peternakan sapi di Desa Dungingis Kecamatan Dako Pemean.